Sabtu, 24 Mei 2008

Tuhan im Not

“Tuhan..aku tidak mencari bintang, tapi ijinkan aku menjadi api yang selalu bisa membuat lentera itu menjadi berarti..ketika aku adalah api, dan tak ada tempat untuk aku bertahan menyalakan diri..aku merasa lebih mempunyai arti ketika aku berada dalam lentera itu..biarkanlah lentera itu menjagaku, supaya aku bisa memberinya cahaya lebih banyak, dan kami tidak berjalan dalam redup…kini kupahami makna “segala sesuatu indah pada waktunya”, ku yakini hari ini Tuhan sebagai waktunya, dan Budi adalah sesuatu yang indah itu, terimakasih untuk kesempatan ini, terimakasih aku boleh menyentuh hatinya, dan kutitipkan hatiku padanya… amien”

good Bye

Kucoba memahami sikapmu yang tak acuh
dalam penantian semu yang selalu membayangiku
Kusadar tak mungkin lagi
mengharapkan cintamu sampai nanti
Walaupun engkau tahu, bahwa kita pernah bersatu
Selamat tinggal sayang,Selamat jalan kasihku
Kupergi meninggalkanmu,demi kebahagiaanmu

soRRy for Ur LovE

Dingin ini bukan salahmu...
Tega ini bukan karenamu...
Cinta ini bukan untukku...
Tiada harapanku untuk menerimanya

Bukuku telah tertutup lama
tersimpan dalam samudera terdalam
dan buku itu tak ingin kubuka lagi
dan aku tak ingin menulisnya di buku lain

Tak ada permohonan yang harus terucap
itu akan sia-sia
maaf untuk semuanya
kisah ini tak akan pernah bermula
maaf untuk cintamu...

kenapa dia tidak berekspresi dengan semua tingkah lakuku?
kenapa dia tidak pernah mengatakan apapun
kenapa dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepadaku?
baik melalui perhatian, kata2 maupun tingkah laku?

hati ini selalu bertanya2
apakah dia benar2 sayang padaku?
apakah dia benar2 cinta padaku?
atau hanya sekedar mempermainkan perasanku saja

jika memang benar
kurelakan kau pergi jauh dari sisiku
kurelakan kau meninggalkanku sendiri disini
karena itu lebih baik daripada rasa kepura-puraan itu.