Disuatu desa yang dekat dengan pergunungan, tinggallah seorang
nenek yang sebatang kara.
Dia tinggal sendirian dan hanya ditemanin oleh seekor anjing kecil,
sahabat sejatinya.
Sehari-hari nenek tua tersebut bercocok tanam di halamannya
yang kecil, menanam beraneka macam sayur-sayur sebagai
sumber makanannya.
Dia telah lama ditinggal oleh keluarga tercintanya, suaminya telah
lama meninggalkannya karena menikah lagi dengan seorang janda
kaya.
Sedangkan anak semata wayangnya meninggal pada saat berusia
5 tahun akibat terjatuh di sungai tak jauh dari tempat sang nenek
tua tinggal.
Namun walaupun hidup sebatang kara, nenek tersebut selalu
bersikap riang dan tersenyum kepada siapa saja yang ditemuinya,
sekalipun dengan anjing ataupun hewan-hewan yang dilihatnya.
Dia selalu menyapa setiap orang yang dijumpainya.
Sikap riang dan ramah tersebut membuat semua orang menyukainya,
dan memberinya julukan Si Nenek Bijaksana.
Suatu hari, tak jauh dari rumah si nenek bijaksana, terlihat seorang
pemuda yang sedang patah hati sambil membawa sebilah pisau
tajam yang ditancap2kan ke tanah.
Sesekali pemuda itu terlihat duduk diam, dan tak lama kemudian
terlihat wajahnya yang kusut memandang kosong ke suatu arah
yang tidak jelas.
Melihat pemuda tadi, si nenek bijaksana tahu bahwa pemuda
tersebut banyak memiliki masalah dan dia pun mendekatinya.
Disapanya ramah si pemuda tersebut:
"Wahai anak muda, kenapa engkau begitu kusut, apa yang
menjadi masalah bagimu? mungkinkah aku dapat membantunya? '
tanya si nenek ramah
Pemuda tadi memandang sang nenek dan seketika kembali
memandang suatu arah dengan tatapan kosongnya tanpa
menjawab perkataan nenek tersebut sedikit pun
Melihat sikap pemuda tersebut yang tidak mengabaikan
kata-katanya, sang nenek pun tersenyum dan diambilnya pisau
ditangan sang pemuda dan diukirnya satu kata ditanah tepat
didepan sang pemuda.
Satu kata tersebut adalah LEPASKANLAH.
Melihat kata tersebut sang pemuda menitikkan air mata,
dan menatap sang nenek dengan berkata:
"Saya telah memikirkan masalah ini sampai berapa minggu,
dan aku pun berniat untuk bunuh diri karena selalu tidak berhasil
mengikuti ujian menjadi seorang pejabat negara walaupun telah
aku ikuti berulang-ulang kali, namun satu kata dari mu membuat
aku mengerti arti hidup"
"Anak muda, apapun masalahmu, jangan menyiksa dirimu seperti
ini. Karena ingatlah apapun masalahmu pasti ada pemecahannya,
bila kamu mau berpikir untuk melepaskannya" sahut sang nenek
"Jadikanlah masalah sebagai proses hidupmu, bukan sebagai
beban dalam kehidupanmu, karena dengan begitu kita akan
dapat menghargai hidup ini dengan sungguh-sungguh" lanjut
sang nenek
Sang nenek bijaksana pun menceritakan hidupnya yang sebatang
kara namun dapat menikmati hidup ini tanpa merasanya sebagai
beban.
Sang pemuda yang mendengarkan cerita sang nenek
bijaksana pun menyadari masalah yang dihadapinya tidaklah
sebesar masalah yang dihadapi sang nenek namun dirinya cepat
menyerah dan mengambil jalan pintas untuk memecahkan
masalah tersebut.
~Jangan jadikan masalah "kecil" sebagai alasan kita untuk tidak
bisa sukses.
sering kali kita jumpai dikehidupan sehari-hari, anak muda yang
tidak mau melanjutkan sekolah karena tidak lulus ujian disekolah
favoritnya, karyawan yang berhenti kerja karena gagal
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya,
dan masalah-masalah "kecil" lainnya yang dijadikan tameng untuk
tidak sukses dan putus asa.
Ingatlah, "Masalah besar jadikanlah menjadi Masalah kecil,
dan masalah kecil anggaplah hilang".
Pola pikir demikianlah, yang menjadikan kita individu yang sukses
dengan bijaksana.
Jangan terpaku pada satu masalah "kecil".
Lepaskanlah. .....masih banyak masalah dihidup kita.
Jangan jadikan masalah "kecil" sebagai penghalang kesuksesan kita~
Rabu, 09 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar