Kamis, 08 Mei 2008

cahAya HatIKu

Pertama aku mengenalmu
Kau goreskan sesuatu di hatiku
Yang tiada ku tahu apa itu
Ku rasakan kau tak asing bagiku


Jiwaku seakan mengenalmu
Mataku seakan akrab denganmu
Tiada ingin ku jauh darimu
Ku ingin selalu di dekatmu


Tanpa pernah ku sadari
Alam menjawab risau hati
Apa yang terjadi?
Hasrat bergejolak di sanubari


Cinta...
Demikian aku menyebutnya
Duniaku jadi berwarna
Di penuhi gemerlap cahaya


Perlahan demi perlahan
Cahaya itu mulai meredup
Duniaku tak secerah dulu
Semuanya kabur tak berbentuk


Ada apa ini?
Kemana jiwa yang ku kenal itu?
Kemana mata yang akrab itu?
Kemana warna-warna itu?


Ku berlari ke sana kemari
Mengikuti arah matahari
Namun tiada ku temui
Jawaban pasti yang ku cari


Cinta...
Mengapa kau tinggalkan aku sendiri?
Kau begitu dekat denganku
Tapi tak dapat ku rengkuh


Pikirku berkata, hentikan saja semua ini
Tiada guna berkeras hati.
Namun apa yang terjadi?
Mata hati menolak pasti


Ku terus berjalan tiada henti
Hingga akhirnya ku temui
Secercah sinar mendekati;
Sinar apa ini?


Semakin lama ku amati
Ku tahu sinar apa ini
Inilah sinar yang ku cari
Sinar yang dulu ku miliki
Duniaku seakan berwarna kembali


Tiada hitam tanpa putih
Tiada bahagia tanpa perih
Belum sempat sinar itu ku nikmati
Kembali awan hitam menyelimuti

Wahai alam...
Mengapa ini terjadi lagi?
Mimpi indah itu punah lagi
Apakah yang harus aku lakui?


Cinta...
Haruskah ku biarkan awan hitam menutupi sinar itu?
Atau haruskah ku abaikan ia dan terus berjalan di jalanku?
Atau ku serahkan semua pada alam dan waktu?


Hanya satu hal yang ku tahu
Mudah menyerah bukanlah diri dan jiwaku
Kalaulah memang alam dan waktu akan membimbing jalanku
Akan ku minta pemiliknya untuk membimbingku
Guna menembus awan hitam itu
Dan mendapatkan kembali cahaya hidupku...

Tidak ada komentar: