Jumat, 29 Februari 2008

dua jalan

Ada sebuah jalan setapak

Jauh di dalam hutan

Yang lalu bercabang

baik dan rawan

Aku memilih menempuh

Jalan yang kiri

Aku tak punya peta

Tak pernah diberi

Jalan yang kulalui ini

Kotor dan rusak

Dipenuhi tebaran mimpi

Yang patah dan yang koyak

Dilapisi kesalahan

Dan ditebari hati

Yang diambil dari manusia

Dan dicabik mati

Penderitaan dan penyesalan

Banyak ditemui di tempat ini

Kemana pun kau menoleh

Berserakan di sana sini

Aku ingin menyebrang

Ke jalan setapak yang satu lagi

Dan meninggalkan di belakang

Kemarahan menyakitkan ini

Kukira aku akan selamanya

Ditakdirkan berjalan

Dan semua gerbang

Terkunci rapat di kiri kanan

Tapi ketika aku melanjutkan,

Terlihat sebuah jembatan kecil

Jembatan Harapan

Memanggil namaku di tempat terpencil

Perlahan aku menyebrang

Menuju jalan kebaikkan

Akhirnya aku berada di jalan setapak itu

Yang menurutku seharusnya sudah kulakukan

Kini tersembunyi jauh

Didalam hutan

Yang bercabang

Jalan baik dan rawan

Aku pernah salah,

Tapi sekarang aku benar

dan di depanku

Berkilau penuntun,sang sinar

Di ubah oleh

Sebuah langkah kecil

Begitu dekat dengan kejatuhan

Di kedalaman gelap terkucil

Tapi aku akhirnya

Ditarik menuju harapan

Aku menemukan jembatan kecil itu

Dan belajar menitinya pelan

Kesalahan sederhanaku

Mengikuti yang lain

Mengabaikan hati

Yang berbicara keras sekali

Pilihan yang kalau diambil

Bisa mengubah hidupmu

Satu akan membawa kebahagiaan

Yang lain penderitaan kalbu

Mengikuti yang lain

Takkan membawamu kepada kemuliaan

Jika kau mengikuti hatimu

Kau akan dituntun terang kebenaran

Ada sebuah jalan setapak

Jauh di hutan

Yang lalu bercabang

Baik, dan rentan

Dengarkan peringatanku

Karena aku tahu

Ikuti hatimu

Kau akan tahu, selalu

Tidak ada komentar: