Kembali satu bulan telah kita lewati
Bila kita renungkan
Berapa banyak waktu yang terbuang untuk sesuatu yang sia-sia?
Berapa banyak hari-hari kita hanya kita isi dengan kekuatiran?
Kecemasan, ketakutan, keputus asaan, hura-hura
Kesenangan sesaat? Hanya semu?
Kalau dulu
Kita mencoba menghitung berkat-berkat Tuhan
Mari sekarang kita ganti dengan menghitung hari kita untuk Tuhan
Sudah pantaskah?
Satu bulan ini saja
Berapa hari kita berikan untuk Tuhan?
Berapa hari kita buang percuma?
Tidak
Tuhan tidak minta seluruhnya
Namun
Adakah yang kita berikan sudah pantas?
Seandainya Tuhan minta saat ini untuk DIA
Seandainya Tuhan minta istirahat kita hari ini untuk DIA
Untuk datang ke sel doa misalnya
Adakah kita masih tega untuk mengatakan
“Jangan dulu Tuhan?!!”
Bagaimanakah bila Tuhan mau ambil
Seluruh hari-hari kita
Hanya karena kita terlalu pelit pada-NYA
Kala fajar mulai merekah
Kulihat sang surya bersinar cerah
Alam begitu hening dan damai
Semesta raya pun bersemi
Menyambut datangnya pagi
Sungguh besar kasih-MU Tuhan
Kau berikan aku satu hari lagi
Ternyata Engkau masih menyertaiku
Meski sudah terlalu jauh langkahku dari-MU
Meski telah kudustai diri-MU
Bahkan tak ada lagi nama-MU dalam hatiku
Kusemakin jauh dan jauh dari-MU
Keserakahan, kesesatan dan kemunafikan
Telah membelengguku
Melewati beribu peristiwa dalam hidup ini
Pahit getir dunia datang silih berganti
Suka duka kehidupan telah kurasakan
Bencana demi bencana lewat di depan mata
Kini baru kusadar
Dunia fana, sungguh tak kekal
Tuhan, Maha Bunda Alam Semesta
Pagi ini KAU telah membuka mataku
Kau telah membelaiku lembut dengan kasih-MU
Keheningan-MU menyejukkan kembali
Dari keangkuhan, keserakahan dan kemunafikan diri
Melalui semesta raya
Yang terus memberi dan hanya memberi
Tuhan kini aku datang kembali kepada-MU dengan segala penyesalan
Yang datang dari nuraniku yang terdalam
Kutahu, penyesalan ini sungguh tiada arti
Jika hanya terucap di bibir saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar